Majas Zeugma merupakan Gaya bahasa dengan menggunakan kata yang tidak logis dan tidak gramatis untuk konstruksi sintaksis yang kedua, sehingga menjadi kalimat yang rancu. Berikut contoh Majas Zeugma:
Majas Zeugma dalam Kalimat
- Anak itu memang rajin dan malas di sekolah.
- Ariani menyikat rambutnya dan debu dari jaketnya.
- Bos saya memberitahu semua karyawan boleh datang agak siang tetapi tidak boleh terlambat.
- Budi bebas membeli jajanan apa saja yang ia suka, tapi tidak boleh yang mahal-mahal.
- Dengan membuka lebar lebar mata dan telinganya, ia mengusir orang itu.
- Di seluruh indonesia, petani menanam padi dan bosan.
- Dia dengan kuat memegang lidah dan tangannya.
- Dia kehilangan jaket dan amarahnya.
- Dia kehilangan tasnya, lalu pekerjaannya, lalu kesadarannya.
- Dia memakan roti dan perkataannya sendiri.
- Dia memancing ikan marline dan pujian.
- Dia membawa lampu sorot dan tanggung jawab atas nyawa anak buahnya.
- Dia membuka pikiran dan dompetnya setiap kali dia pergi dengannya.
- Dia membuka pintu dan hatinya untuk anak yatim.
- Dia membunuh waktu dan antrian lainnya.
- Dia menendang ember dan kebiasaan buruknya itu.
- Hidung dan mataku menerawang masa depan.
- Ia menundukkan kepala dan badannya untuk memberi hormat.
- Kami sudah mendengar berita itu dari radio dan surat kabar.
- Kamu cantik luar dan dalam.
- Kau menahan napas dan pintu untukku.
- Kebahagiaan adalah ketika apa yang Anda pikirkan, apa yang Anda katakan, dan apa yang Anda lakukan selaras.
- Ketika dia datang untuk menjemputku, aku membuka pintu dan hatiku padanya.
- Ku sadari, kaki dan perutku tidak bisa dilipat.
- Melihat datangnya Satpol PP, dengan cepat ani kehilangan rumah dan kesadarannya.
- Mereka meninggalkan ruangan dengan mata dan hati penuh tangis.
- Novi menggunakan topi merah muda dan senyum manis.
- Orang jepang menundukan kepala dan badannya untuk menghormati kami.
- Pada kencan pertama kami, saya menahan napas dan pintu mobil untuknya.
- Paman saya nyata sekali bersifat social dan egois dalam kehidupan sehari-hari.
- Para jurnalis meliput pembunuhan dan konspirasi.
- Para siswa melihat spesimen itu dengan microscope dan jijik.
- Perahunya dan mimpinya tenggelam.
- Perlu saya beritahu, nenek saya itu peramah dan juga pemarah.
- Perlu saya ingatkan, Paman saya itu peramah dan juga pemarah.
- Perlu saya tekankan disini, bahwa semua karyawan boleh datang agak siang tapi jangan sampai terlambat.
- Saya kehilangan kunci dan pikiran saya.
- Semua karyawan boleh datang agak siang tapi jangan sampai terlambat.
- Tutus kehilangan dompet dan kepalanya.
- Vandra bangkit dari tidur dan kenyataannya.