Pengertian Majas Sinisme Lengkap Kalimatnya

Definisi majas sinisme adalah jenis majas berisi ungkapan yang bersifat mencemooh dan ejekan terhadap kebaikan pada manusia. Jenis majas sinisme ini juga termasuk majas dengan kata-kata yang kasar dengan mengungkapkan sindiran secara langsung dan frontal pada orang lain.

Ciri-ciri majas sinisme adalah adanya kata-kata sindiran secara langsung dan frontal yang diucapkan, bisa berupa hinaan atau cemoohan juga terhadap orang lain. Sindiran pada majas sinisme diakibatkan oleh sebuah kejadian, kondisi atau kelakuan yang dilakukan orang lain.

Majas Sinisme dalam Kalimat

  1. Akan aku tanya sekali lagi, kapan kau akan berhenti untuk menjadi orang pengangguran.
  2. Akan lebih baik bila motor yang kau pakai itu masuk kedalam museum, karena sudah sangat tua dan berasap.
  3. Aku begini kau salahkan, aku begitu kau salahkan juga. Lantas, aku harus bersikap seperti apa? 
  4. Aku heran denganmu. Kau bekerja dan mendapat gaji yang lebih dari cukup tetapi kau tidak pernah absen meminjam uang padaku setiap bulannya. Kemana perginya gaji besarmu itu?
  5. Aku heran kepadamu mengapa dirimu bisa berubah menjadi brutal seperti ini, padahal dahulu kau adalah orang yang baik dan rajin beribadah.
  6. Aku lihat-lihat saja, toh kalian lebih mampu mengerjakannya .
  7. Aku sangat bangga akan hasil ujianku yang tak seberapa ini yang kudapatkan dari hasil belajarku yang sangat keras, dibandingkan dengan dirimu yang memperoleh nilai baik dari hasil mecontek.
  8. Aku sangat kecewa padamu. Orang yang sudah ku anggap seperti keluarga, ternyata sanggup membohongi dan mengkhianatiku seperti ini.
  9. Aku selalu meminjamimu buku pelajaran ketika kamu membutuhkannya, mengapa kamu selalu saja perhitungan ketika aku sedang membutuhkan kamus bahasa inggris milikmu?
  10. Aku sudah melarangmu untuk berhenti memakan makanan yang mengandung gula yang berlebihan, sekarang kau tahu akibatnya kan kalau sudah kena diabetes.
  11. Aku sudah mengatakan hal itu berulang kali, namun kau tak pernah mendengarkannya. Apakah telingamu tengah tersumbat saat ini?
  12. Aku sudak muak menghadapi dirinya dengan sifatnya yang suka mengumbar aib dan suka pamernya itu.
  13. Aku tak habis pikir denganmu, sudah tahu dialah yang salah, tapi kau malah membelanya mati-matian.
  14. Aku tidak akan pernah bisa menerima ucapan maafmu, karena kau selalu membuat kesalahan yang sama lagi dan lagi.
  15. Aku tidak butuh kepedulianmu karena aku tau dibalik kebaikanmu ini pasti ada niat yang tidak baik dibaliknya.
  16. Aku tidak butuh pertolongan orang yang mengharapkan imbalan seperti dirimu.
  17. Aku tidak habis pikir denganmu, kau yang memiliki hutang padaku tetapi justru kau yang marah-marah dan mencaci maki saat aku menagihnya.
  18. Aku tidak pernah melihat harta yang kau miliki untuk kujadikan teman, aku lebih suka kau yang dulu, sederhana dan baik hati.
  19. Aku tidak suka datang ke rumahmu, rumahmu terlalu sempit dan tidak nyaman sama sekali.
  20. Aku tidak suka melihat temanmu yang satu itu. Wajahnya saja yang lugu dan polos tapi hatinya busuk karena suka memfitnah dan menghasut orang lain.
  21. Aku tidak yakin kerajinan tangan ini ada hasil kerja kerasmu juga didalamnya. Jangankan ikut mengerjakannya bahkan bahan-bahan yang digunakan saja kau tidak tahu sama sekali.
  22. Anda kan sudah pintar ? Kenapa anda bertanya kepada saya yang bodoh ini ?
  23. Apa kamu ingin membuat ku gila dengan tingkah laku mu yang konyol itu?
  24. Apa kamu tidak punya perasaan? Tega sekali kau melakukan perbuatan jahat itu padaku!
  25. Apa kau ingin membuatku gila dengan tingkah konyolmu itu?
  26. Apa kau ingin membunuhku dengan kecerobohan yang selalu kau lakukan itu.
  27. Apa kau ini tak memiliki hati dan perasaan? Tega sekali kau mencampakkan istri dan anak-anakmu.
  28. Apa kau tak memiliki rasa malu? kembalikan uang yang kau pinjam satu bulan lalu!
  29. Apa kau tidak pernah mandi? Tubuhmu sudah mengeluarkan bau yang tidak sedap.
  30. Apa kau tidak pernah melipat baju yang ada didalam lemari itu? Lemari bajumu sudah sangat berantakan.
  31. Apa kau tidak pernah mencuci bajumu itu? Lihat, warnanya sudah mulai gelap bagaikan aspal dijalan.
  32. Apa kau tidak pernah sikat gigi? Lihat, gigimu sudah mulai menguning semua.
  33. Apa kau tidak punya malu sampai-sampai kau rela berbuat apa saja demi mendapat uang yang tak seberapa?
  34. Apa kau yakin dia adalah mahasiswi tercantik di kampus ini? Wajah dan penampilannya sangat jauh dari predikat cantik.
  35. Apakah kamu tidak mempunyai perasaan, kejam sekali kau mencampakan anak dan istri mu.
  36. Apakah kau tahu kenapa kau selalu dimanfaatkan oleh temanmu? Kau itu terlalu naif dan terlalu baik.
  37. Apakah kau tidak mempunyai perasaan, tega sekali kau mencampakkan isti dan anak-anakmu.
  38. Aroma tubuhmu sangatlah tidak sedap, sampai kapan kau tidak peduli dengan kebersihan dirimu sendiri?
  39. Asal kau tahu, kalau aku tidak akan pernah percaya dengan kata-katamu lagi!
  40. Badanmu memang besar, tapi nyalimu sangat ciut ketika menghadapi perempuan.
  41. Bagaimana aku bisa percaya dengan orang sombong sepertimu?
  42. Bagaimana bisa aku menghargai pendapatmu, jika pendapatku saja tak pernah kau dengar dan hargai.
  43. Bagaimana bisa aku percaya pada kata-kata dari orang yang suka berbohong sepertimu?
  44. Bagaimana bisa kamu akan juara kelas kalau hanya bermain game online setiap hari.
  45. Baru mulai kerja tapi sudah membuat masalah .
  46. Berbaktilah kepada orang tuamu, memangnya selama ini apa yang tidak mereka berikan kepadamu?
  47. Berhentilah bermain-main diluar rumah saat siang hari. Lihatlah kulitmu itu, hanya gigimu saja yang terlihat jika berada di tempat gelap.
  48. Berhentilah mengoceh, aku muak dengan semua bualanmu!
  49. Berkali-kali kubilang bahwa aku tidak suka sikap kekanak-kanakanmu, Berubahlah sedikit!
  50. Berpikirlah tentang masa depanmu, jangan bermalasan terus-menerus!
  51. Bersihkanlah halaman rumahmu, bukankah kau ini adalah seorang wanita? Mengapa kamu bisa sejorok ini?
  52. Binatang peliharaan ini tidak akan ku berikan kepada seseorang yang tidak punya hati sepertimu.
  53. Bisa-bisanya kau memperlakukan pamanmu dengan kasar seperti itu, padahal dia sering memberikan uang saku kepadamu.
  54. Buat apa aku menolongmu, kamu kan bisa segalanya.
  55. Buat apa harta melimpah, jika hati ini selalu merasa tak cukup dan gundah?
  56. Buat apa kamu peduli kepadaku, pasti ada maunya kan ?
  57. Buat apa kamu sekolah tinggi-tinggi kalau kelakuanmu masih saja tidak sopan.
  58. Bukankah kamu berasal dari keluarga yang terhormat, tetapi mengapa tingkah lakumu tidak menunjukkan seseorang dari keluarga terhormat sama sekali?
  59. Bukankah sudah kukatakan agar kau berhenti merokok, lihatlah kondisi kesehatanmu yang semakin memburuk akibat kebiasaan menjijikkan itu!
  60. Dasar kau manusia berhati setan! Tega-teganya kau menyiksa anakmu dengan begitu kejam.
  61. Dia selalu berkata bahwa apapun yang dilakukan adalah untuk keluarganya tetapi pada kenyataannya yang dia lakukan hanyalah untuk kepentingan dirinya sendiri.
  62. Dia selalu saja mengeluh ini dan itu, mengatakan bahwa pekerjaannya sangat berat. Padahal pekerjaannya adalah yang paling ringan dan mudah dibandingkan dengan pekerjaan orang lain. 
  63. Dia tidak bisa dijadikan sebagai panutan. Umurnya saja yang paling tua disini tetapi kelakuannya masih seperti anak ingusan.
  64. Diberi pekerjaan ringan saja malas, apalagi diberi pekerjaan berat, maumu apa sih ?
  65. Dikasih pekerjaan yang ringan kau mengeluh, dikasih pekerjaan berat apalagi. Kau ini maunya apa sih?
  66. Dulunya dia adalah orang yang rendah hati dan ramah, tapi sejak menikah dengan anak keluarga kaya yang sombong ia juga berubah menjadi sombong dan tidak punya hati.
  67. Dulunya kau itu sangat alim, rajin beribadah, ramah, sopan, baik hati, suka menolong, dermawan. Tapi kenapa sekarang sifatmu menjadi sangat brutal seperti itu.
  68. Harusnya kau malu dengan nilaimu. Masa anak seorang kepala sekolah nilainya gagal semua.
  69. Ingatlah satu hal yang penting bahwa keluargamu adalah keluarga terpandang di desa ini, tak sepantasnya kau berbuat hal semacam ini.
  70. Ingatlah usiamu yang tak lagi muda, belajarlah sedikit tentang agama!
  71. Jangan harap bisa juara kelas jika kau bermalas-malasan seperti itu.
  72. Jangan perlakukan hewan dengan kasar, apalagi hewan langka itu, kau bisa membunuhnya.
  73. Jangan pernah kau durhaka kepada orang tuamu, merekalah yang telah merawat, menjaga, dan membesarkanmu selama ini.
  74. Jangan pernah mengaku muridku jika kau tidak bisa merubah perbuatan tercelamu itu.
  75. Jangan terlalu mudah percaya dan terbuai dengan janji manis para calon wakil rakyat itu. Karena semua kata-kata mereka hanyalah pemanis di bibir saja, mereka tidak akan benar-benar merealisasikan janji tersebut.
  76. Jika dirimu masih memiliki rasa malu, kembalikan buku yang kau pinjam minggu lalu.
  77. Jika kau masih punya rasa malu, kembalikan uang yang kau pinjam tiga bulan yang lalu.
  78. Jika kau membuang sampah sembarangan, kau bisa merusak lingkungan hidup, jadi kurangilah perbuatan itu.
  79. Jika kau terlalu banyak menggunakan motor, kau bisa menipiskan lapisan atmosfer yang melindungi kita dari sinar berbahaya matahari.
  80. Jika kerjamu selalu berantakan seperti ini, sudah pasti kau tidak akan bisa naik jabatan sampai kapan pun.
  81. Kalau mengurus rumah saja kau tak bisa, apalagi mengurus rumah tangga.
  82. Kalian dari keluarga baik-baik, tapi kenapa tega melakukan perbuatan serendah ini?
  83. Kamarmu sangat berantakan sekali, apa kau tidak pernah merapikannya?
  84. Kami tidak akan pernah memberikan kucing ini kepada orang yang tidak punya rasa cinta kepada binatang sepertimu.
  85. Kamu kan bisa sendiri melakukannya? Kenapa harus aku?
  86. Kamu kan dari keluarga terpandang, tak sepantasnya melakukan perbuatan rendah seperti itu.
  87. Kamu kan sudah kaya kenapa harus berhutang padaku .
  88. Kamu kan sudah pintar? Mengapa harus bertanya kepadaku?
  89. Kamu mengurus diri sendiri saja gak bisa apalagi mengurus rumah tangga.
  90. Kamu sungguh tega, aku kedinginan seperti ini tapi kamu tidak membuatkan aku teh hangat.
  91. Kapan kau akan bekerja menghasilkan uang sendiri dan berhenti menjadi beban bagi orang tuamu?
  92. Kapan kau akan merubah kebiasaan membolosmu? Apa kau tidak ingin lulus ujian dengan hasil yang membanggakan?
  93. Kata-katamu itu sungguh sangat tidak sopan, tidak pantas diucapkan oleh orang berpendidikan tinggi sepertimu.
  94. Kata-katamu sangatlah kasar, padahal kau ini adalah seorang wanita terpelajar.
  95. Kau akan sia-sia bila meminta pertolongan kepada orang itu, dia memang tidak punya rasa tolong menolong antara manusia.
  96. Kau benar-benar anak yang tidak berbakti. Kau sering tidak masuk kuliah, selalu hura-hura dan menghamburkan uang disini, sementara orang tuamu banting tulang menjadi buruh tani di kampung sana untuk biaya kuliahmu.
  97. Kau benar-benar tidak tau terima kasih. Ketika susah kau selalu meminta bantuanku, setelah sukses kau pura-pura tidak mengenalku.
  98. Kau bilang aku harus bisa tentukan jalan hidupku sendiri. Tapi, saat aku sudah menemukan jalanku, kau malah melarangku dengan keras, padahal jalanku ini bukanlah jalan yang salah.
  99. Kau bilang aku harus diam. Tapi saat kudiam kau malah bilang aku pemalas. Kau ini maunya apa atau aku harus bagaimana?
  100. Kau bilang kita tak boleh menyalahkan orang lain, tapi kau sedari kemarin terus saja menyalah-nyalahkan orang lain.
  101. Kau harus lebih memperhatikan semua karyawanmu bila kau ingin dicintai oleh semua karyawanmu.
  102. Kau harus selalu berbakti kepada orang tuamu, kurangilah sifatmu yang membangkang kedua orang tuamu itu.
  103. Kau ini bodoh atau bagaimana, sudah kubilang jangan lakukan hal itu, tapi kau malah melakukannya terus-menerus.
  104. Kau ini bodoh atau bagaimana, sudah tahu dia menipumu beberapa kali, eh kau masih sjaa percaya kepadanya.
  105. Kau ini bodoh sekali ya? Masih saja kau tertipu oleh kata-kata pembohong itu.
  106. Kau ini jarang sekali berbagi ilmu, padahal kamu adalah siswa terpandai di sekolah ini.
  107. Kau ini keras kepala sekali, bukankah sudah kukatakan padamu agar tidak menemuinya lagi?
  108. Kau ini sudah besar nak, madirilah sedikit!
  109. Kau ini sungguh pelit, pinjam sepuluh ribu perak saja tidak engkau pinjamkan.
  110. Kau ini sungguh tidak perhatian sama sekali, aku kedinginan begini tak jua kau buatkan teh hangat.
  111. Kau ini terlalu naif dan polos, itulah sebabnya kau selalu dimanfaatkan oleh teman-temanmu.
  112. Kau jangan suka memilih pekerjaan. Memangnya kau pikir jabatan seperti apa yang akan kau dapatkan dengan jenjang pendidikanmu yang tidak seberapa itu?
  113. Kau kan juara karate tapi tak berani hadapi preman itu.
  114. Kau manja sekali, makan saja harus diambilkan dan dibawakan. Memangnya kau tidak punya kaki dan tangan untuk mengambil sendiri?
  115. Kau selalu mempunyai niat buruk ketika membantu seseorang yang sedang dalam kesulitan.
  116. Kau selalu saja menuntut orang lain supaya menjadi lebih baik. Tapi, kau sendiri tak pernah sekalipun menjadi lebih baik.
  117. Kau sungguh tega sekali, aku kedinginan seperti ini tak jua kau buatkan teh hangat.
  118. Kau sungguh tidak punya perasaan, kau tega meninggalkan istri dan ketiga anakmu di kampung sendirian.
  119. Kau tidak pantas untuk melakukan tidakkan tersebut nak, mengingat bahwa keluargamu adalah salah satu keluarga yang terpandang di kampung ini.
  120. Kelakuanmu yang busuk itu selalu berhasil membuatku muak dan kesal kepadamu!
  121. Kemanapun kau pergi dia selalu menemanimukan, jadi setidaknya kau harus lebih sadar akan rasa balas budi.
  122. Kenapa kau marah-marah ketika ada orang yang menagih hutang kepadamu?
  123. Kenapa kau marah-marah ketika ada orang yang menasehatimu
  124. Kenapa kau menebang hutan secara ilegal? Hal itu bisa menyebabkan pemanasan global.
  125. Kenapa kau selalu mencari kesempatan didalam kesulitan orang lain? Hal itu sangat tidak baik untuk dilakukan kawan.
  126. Kenapa kau selalu tertipu oleh wanita itu? Kau harus lebih berhati-hati ketika memilih pasangan hidup.
  127. Kenapa kau seperti paling kelelahan , padahal kerjaanmu hanya makan dan duduk saja.
  128. Kenapa kau takut dalam hal cinta kawan? Dengan tubuh besar, kekar, tinggi, dan gagah seperti itu sangat tidak cocok kalau kau lembek soal cinta.
  129. Kenapa kau tega sekali menduakan cintaku? Padahal aku selalu tulus dalam mencintai dirimu.
  130. Kepala daerah itu hanya terkenal karena citra baiknya, tapi aslinya kelakukannya sangat busuk! 
  131. Ketika kau dalam suatu musyawarah, kau tidak boleh bertindak egois atau bertindak keras kepala.
  132. Kondisi tubuhmu itu sudah tidak memungkinkan untuk mengkonsumsi rokok, jadi berhentilah untuk merokok.
  133. Kuakui dia memang murid terpandai dan teladan di sekolah ini. Tetapi dia bukan seorang teman yang baik karena tidak pernah peduli jika ada temannya yang sedang kesusahan.
  134. Kurangilah sifat rakusmu, hal itu akan berdampak negatif kepada kesehatanmu.
  135. Lebih baik kau masukkan ke museum saja motormu itu karena asap yang keluar dari knalpotnya memperparah polusi udara.
  136. Lihatlah betapa kotor dan kusamnya bajumu itu. Apa kau tidak punya uang untuk membeli baju baru?
  137. Lihatlah kulitmu yang telah menghitam, tetap saja kau berkeliaran di tengah hari.
  138. Lihatlah tubuh tinggi, besar, dan kekar yang ada pada dirimu, lalu mengapa kau begitu penakut dalam urusan cinta?
  139. Lulusan S2 tapi tidak bisa diandalkan sama sekali, bisamu apa ?
  140. Makanan yang kau buat ini asin sekali, membuat lidah kami mati rasa. Apa kau tidak mencicipinya lebih dulu?
  141. Makanya jadi orang itu jangan terlalu pelit, akhirnya kau dijauhi oleh semua orangkan.
  142. Mana mungkin dia bisa menjadi seorang pengusaha yang sukses, jika setiap terjadi masalah dia masih dan selalu mengadu meminta bantuan kepada orang tuanya.
  143. Mana mungkin yang setiap harinya main handphone akan juara kelas nanti.
  144. Memangnya siapa yang akan percaya dengan perkataan dari seorang pembohong sepertimu?
  145. Mengapa kau merasa lebih lelah dari yang lain? Padahal kerjamu hanya duduk-duduk dan makan saja.
  146. Mengertilah sedikit tentang balas budi, orang itu adalah sahabat yang senantiasa ada di sampingmu.
  147. Menjadi orang yang sombong itu tidak baik, kau harus mengurangi sifat sombong yang ada dalam dirimu itu nak.
  148. Nafasmu bau sekali, apa kau terlalu sibuk untuk menyikat gigimu sebelum mulai beraktifitas?
  149. Orang itu selalu berkata bahwa dia bekerja untuk keluarganya, tetapi kenyataannya dia selalu menghabiskan uangnya untuk berfoya-foya dan demi kepentinganya sendiri.
  150. Orang tua mu semakin hari semakin bertambah tua, tunjukkanlah baktimu kepada mereka di sisa-sisa hidup keduanya!
  151. Padahal aku sudah memberimu tumpangan setiap hari, tapi kenapa kau tidak memperbolehkanku untuk naik kedalam mobilmu.
  152. Pejabat itu selalu berjanji tapi tidak pernah ditepati, dasar pejabat tidak tahu malu!
  153. Pemahamanmu tentang macam macam majas agak kurang, jadi belajarlah yang lebih giat lagi.
  154. Perbuatan yang kau lakukan itu bisa mengakibatkan perkembangan globalisasi semakin cepat, jadi kurangilah perbuatanmu itu.
  155. Percuma kau sekolah tinggi-tinggi, jika pola pikirmu masih saja sama seperti orang-orang kebanyakan.
  156. Percuma saja aku terus-menerus mengikuti keinginanamu, jika ternyata kau tidak menghargaiku seperti ini.
  157. Percuma saja disini ada tangga, tidak membantu sama sekali malah membuat tempat ini jadi semakin sempit.
  158. Percuma saja kau berbadan tinggi dan besar, sama kecoa saja kau takut apalagi menghadapi penjahat.
  159. Percuma saja kau berpakaian agamis tapi perilakumu seperti preman.
  160. Percuma saja kau membuka usaha jika tidak kamu lakukan tanpa ilmu dan tidak profesional.
  161. Percuma saja kau mengatakan cinta padaku, jika ujung-ujungnya kau terus saja menyakitiku.
  162. Percuma saja kau punya harta yang melimpah kalau kau tidak pernah sedekah ke fakir miskin.
  163. Percuma saja kau sekolah tinggi tinggi, jika tidak serius belajar.
  164. Percuma saja meminta bantuan padanya, dia bukanlah orang yang mau membantu orang lain.
  165. Perhatikan sikap dan tingkah lakumu itu, ingatlah bahwa dirimu saat ini adalah seorang guru!
  166. Pikiranmu kotor sekali! Apa kau tidak pernah membersihkannya!
  167. Pola pikirmu sangat primitif, tak sepantasnya muncul dari seorang mahasiswa sepertimu.
  168. Rambutmu kasar dan tidak terurus sama sekali, tidak ada bedanya seperti ekor kuda.
  169. Rambutmu sudah seperti serabut kelapa, itu menandakan sudah waktunya untuk kramas.
  170. Rapikanlah tempat tidurmu nak! kau ini sudah besar bukan anak kecil lagi.
  171. Rasanya ingin kupatahkan tanganmu jika kau masih suka mencuri.
  172. Sayur asam ini terlalu asin, coba sedikit gurangi garam di masakanmu meskipun kau ini pengusaha garam terkaya di desa ini!
  173. Sebenarnya kapan kau akan berhenti menjadi pemalas seperti sekarang ini?
  174. Sedari dulu aku tidak pernah memandangmu sebagai seorang teman, karena kau sangat sombong dan kejam.
  175. Seharusnya kau berhenti merokok sejak dari dulu. Lihalah badanmu sekarang, sangat kurus seperti mayat hidup.
  176. Sejak kapan kau menjadi anak yang nakal? Bukankah dulu kau adalah anak yang baik dan rajin dalam kebaikan.
  177. Selama ini jika kamu ingin berhutang padaku selalu aku beri, tapi kenapa sekali saja kau tidak bisa meminjami aku uang?
  178. Setiap hari aku selalu memberi tumpangan padamu, sekali ini saja aku ingin sekali menumpang di mobilmu saja kamu tidak memperbolehkan.
  179. Setiap hari kau selalu batuk-batuk kerena asap rokok, kurangilah sedikit rokok yang kau hisap setiap hari itu!
  180. Siapa yang mau percaya dengan orang sombong sepertimu?
  181. Sudah tahu bahwa dirimu ini tidak pintar, mengapa sulit sekali kau belajar?
  182. Sudahlah, aku tak akan lagi percaya kata-kata pendusta seperti dirimu!
  183. Sudahlah, hentikan sandiwara dan air mata buayamu itu. Hanya orang bodoh yang masih akan percaya dengan semua kata-kata yang keluar dari mulutmu dan aku tidak ingin menjadi salah satu dari orang bodoh itu.
  184. Sudahlah, jangan kau rayu aku lagi. Rayuanmu itu sudah kedaluwarsa.
  185. Sungguh aku tak memandangmu sebagai sahabat karena kekayaanmu yang kau bangga-banggakan itu, aku lebih memilih dirimu yang sederhana namun penuh dengan cinta dan kasih sayang.
  186. Sungguh pelit sekali kau, pinjam uang 5 ribu rupiah saja tidak boleh!
  187. Sungguh tidak pantas kata-kata seperti itu diucapkan oleh orang terpelajar sepertimu.
  188. Tak berkatapun aku sudah bosan mendengar ocehanmu.
  189. Teganya kamu menghianati diriku, memangnya selama ini siapa yang sudah membantu dirimu dalam semua hal?
  190. Tidak ada gunanya kau memiliki tubuh yang tinggi dan besar serta kekar, melihat tikus saja kau sudah lari ketakutan.
  191. Tidak mungkin dirimu sampai lelah melebihi orang lain, karena pekerjaan yang kau kerjakan lebih ringan dari pada pekerjaan yang dilakukan oleh orang lain.
  192. Tutup mulutmu bocah! Aku ini lebih berpengalaman sepulu tahun dibandingkan dirimu.
  193. Untuk apa aku menghormatimu, jika kau saja selalu saja menghinaku tanpa henti.
  194. Untuk apa kamu memiliki rumah mewah , jika rumah itu tidak pernah kau tinggali.
  195. Untuk apa kau bergaji besar, jika gajimu saja tak bisa kau nikmati.
  196. Untuk apa kau capai-capai mencari uang, jika uangnya saja tak bisa kau nikmati.
  197. Untuk apa kau capek-capek datang kesini, kalau ternyata tugasmu belum selesai kamu kerjakan?
  198. Untuk apa kau menceramahiku soal menghargai orang lain, jika kau saja tak pernah menghargaiku.
  199. Untuk apa kau punya gaji banyak, jika tidak bisa menikmati gajimu sama sekali .
  200. Untuk apa kau punya rumah mewah, jika rumahnya saja kau tinggalkan setiap hari.
  201. Usiamu kini menginjak kepala 4, hendaknya kau bisa lebih bijak dalam mengambil sebuah keputusan.
  202. Usiamu kini menginjak kepala tiga, hendaknya kau bisa lebih bijak dalam mengambil keputusan.
  203. Usiamu kini telah menginjak kepala tiga, bersikaplah dewasa seperti layaknya orang-orang seusiamu!