Pengertian Majas Alegori Lengkap Kalimatnya

Definisi majas alegori merupakan jenis majas yang menyatakan suatu hal atau kejadian dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran. Artinya akan ada suatu objek atau keadaan yang dibandingkan dengan kiasan tertentu yang memiliki sifat dan karakteristik yang sejenis.

Alegori utama adalah bentuk jurusan komparatif yang mengekspresikan makna dengan membandingkan sesuatu dengan objek lain. Umumnya majas alegori merujuk pada penggunaan kata-kata yang bersifat retorika. Alegori akan menjelaskan sesuatu secara tidak langsung melalui kiasan atau penggambaran yang berhubungan dan bertautan dalam sebuah kesatuan yang utuh

Majas Alegori dalam Kalimat

  1. Al qur’an adalah rambu yang dapat memandu kita ke hadirat Ilahi Rabbi. Selama kita patuh terhadap semua rambu tersebut, maka kita akan selamat hingga tujuan akhir.
  2. Al-Quran bagaikan lentera kehidupan bagi umat manusia khususnya umat muslim. Dengan mempercayai dan memahami isi dari Al-quran kita tidak akan tersesat dan menjadi salah arah karena gelapnya kehidupan yang ada dunia kita yang fana ini. Kita juga tidak akan terperangkap dalam suatu kenikmatan dunia yang bersifat sementara.
  3. Alur kehidupan manusia bagaikan kompilasi genre film. Terkadang ada drama romantis, terkadang ada komedi, beberapa memiliki kisah thriller dan horor. Terkadang banyak mengundang tawa yang membuat bahagia dan duka yang membuat kita meneteskan air mata. Hingga pada akhirnya akan mencapai ending filmnya.
  4. Amarah manusia itu bagaikan api yang sedang membara, semakin disulut akan semakin membakar. Itulah sebabnya seseorang yang marah harus disejukkan hatinya.
  5. Anak bayi diibaratkan seperti Kertas Putih yang masih kosong. Dia sama sekali belum mengetahui apa-apa, belum mempunyai dosa dan lain sebagainya. Kita yang berperan sebagai orang tua harus menentukan seperti apa dia nantinya, bakal menjadi anak yang berbakti atau anak yang durhaka.
  6. Anak yang berbakti pada orang tuanya adalah aset berharga yang tak ternilai harganya.
  7. Ani sering menggosipi tetangganya, lidahnya bagaikan pedang yang tajam.
  8. Bagi orang tua, seorang anak seperti tunas tuan rumah yang baru. Suatu hari, ia akan menggantikan tuan rumah dan menjadi pohon yang kuat dan kuat untuk melawan badai.
  9. Belajar diwaktu kecil bagaikan mengukir di atas batu.
  10. Belajar ibarat meneteskan air diatas batu terus menerus, hingga batu tersebut terlubangi oleh tetesan air 
  11. Berbakti kepada kedua orang tua seperti aset yang tak ternilai harganya.
  12. Buku itu bagaikan jendela dunia, di dalamnya terdapat pengetahuan yang membuat kita mengetahui dunia melalui tulisan dan gambar.
  13. Bumi ini laksana tumbuhan hijau yang mampu menyihir mata setiap orang yang melihatnya. Sungguh menakjubkan dan begitu indah. Tetapi, lambat laun akan menguning, kering, dan hingga akhirnya tenggelam.
  14. Camping di atas gunung bagaikan berdiam di dalam kulkas.
  15. Caramu menyikapi masalah seperti bocah yang meratapi mainannya yang telah rusak.
  16. Cinta ibaratkan sebuah pasir diatas telapak tangan, jika tidak digenggam akan tertiup angin dan akan hilang dan jika digenggam terlalu rapat maka pasir itu akan keluar melalui celah celah jari.
  17. Cinta itu diibaratkan seperti menggenggam sebuah pasir. Bila kita tidak menggenggamnya pasir itu akan hilang, tetapi jika digenggam terlalu erat pasir akan terdorong keluar melalui celah-celah jari.
  18. Di era globalisasi saat ini, mencari orang yang jujur ​​seperti mencari jarum di tumpukan jerami.
  19. Di zaman sekarang ini, menemukan seseorang yang memiliki kepribadian jujur ibarat mendapatkan jarum dalam tumpukan jerami.
  20. Dia dan Rafi seperti deretan angka satu dan nol, Dia kurus, dan Rafi tinggi dan pendek.
  21. Doa ibarat sungai jernih yang mengalir. Orang yang mandi di dalam akan dipindahkan.
  22. Dua wanita itu memiliki badan kurus dan gemuk seperti angka 10.
  23. Dunia ini ibarat panggung sandiwara, tiap orang menjalankan perannya masing-masing.
  24. Dunia ini ibarat tanaman hijau yang memberi manfaat untuk kehidupan disekitarnya . Namun lambat laun akan menguning, kering hingga akhirnya musnah.
  25. Emosi manusia itu layaknya api, semakin disulut maka akan semakin besar kemarahannya.
  26. Halangan dan rintangan dalam kehidupan bagaikan meminum jamu pahit yang suatu saat nanti akan memberi manfaat yang besar bagi kita.
  27. Hidup dalam keluarga seperti berlayar di lautan luas di atas perahu karet.
  28. Hidup di dunia ini ibarat berteduh di sebuah tempat singgah pada saat panas terik ataupun hujan deras, suatu saat kita akan meninggalkan persinggahan tersebut.
  29. Hidup didunia seperti susunan keyboard piano. Ada keyboard putih dan ada yang hitam. Orang yang tidak berusaha memahami hanya akan mengetahui nada dasar. Namun jika dimainkan oleh orang yang mengetahuinya, maka akan terbentuk alunan musik yang merdu.
  30. Hidup ini bagaikan roda pedati. Terkadang kita berada di bawah, terkadang akan diam sejenak dan kadang juga akan naik ke atas.
  31. Hidup itu bagaikan baling-baling kincir angin. Titik yang berada di bawah akan merasakan ketinggian, begitu juga sebaliknya. Seberapa besar keinginan berada dalam satu titik, baling-baling harus tetap berputar supaya dapat menghasilkan listrik.
  32. Hidup itu bagaikan mengendarai sepeda, kamu harus terus mengayuh dan maju untuk menjaga keseimbangan.
  33. Hidup itu seperti berjalan di jalan yang panjang, kadang lurus, tidak berliku.
  34. Hidup itu seperti kotak cokelat, kau takkan pernah tahu apa yang ada di dalamnya.
  35. Hidup itu seperti kumpulan genre film. Terkadang itu adalah drama romantis, kadang-kadang komedi, dan beberapa memiliki cerita thriller dan horor. Terkadang itu menyebabkan tawa dan air mata. Hingga akhir film.
  36. Hidup itu seperti naik sepeda. Untuk menjaga keseimbanganmu, kamu harus terus mengayuh.
  37. Hijab ibarat bungkus plastik. Barang yang dibungkus plastik kebersihannya lebih terjaga. Tidak sembarang tangan menyentuhnya. Sehingga lebih mahal harganya.
  38. Hubungan antara sesama manusia bagaikan rangkaian huruf. Seindah apapun huruf yang terukir, maka tidak akan ada maknanya jika tanpa adanya spasi, tidak dapat dipahami tanpa adanya jeda, kasih sayang tidak akan muncul tanpa adanya jarak.
  39. Ibadah ibaratnya berdagang. Ada tempat berjualan, modalnya kepercayaan dan iman, lalu keuntungannya adalah pahala dan balasan di akhirat
  40. Ibadah kepada Sang Pencipta ibarat sungai bersih yang mengalir. Orang yang mandi didalamnya akan bersih dari kotoran yang menempel.
  41. Ibu bagaikan malaikat bagi anak-anaknya, ia memberi kasih sayang yang tulus dan suci.
  42. Ilmu adalah cahaya. Menerangi kegelapan juga membantu manusia dalam melakukan kewajibannya. Dengan cahaya manusia dapat mengetahui dunia. Tanpa memiliki cahaya, manusia dapat tersandung kedalam lubang.
  43. Ilmu bagaikan pisau yang tajam.
  44. Ilmu bagaikan sebilah pedang yang tajam, semakin sering diasah akan semakin tajam, namun jika lama tak diasah, maka ia akan berkarat dan tumpul.
  45. Ilmu pengetahuan itu laksana cahaya yang dapat menerangi kehidupan manusia.
  46. Jaman sekarang sudah berubah, mencari orang yang jujur bagaikan jarum ditumpuk jerami, gimana mau bisa maju kedepannya.
  47. Janda kembang di desa itu menjadi rebutan para pria ibarat sebuah bunga yang didatangi banyak lebah.
  48. Janda kembang yang menjadi rebutan banyak pria itu ibarat sekuntum bunga mawar yang dikelilingi banyak kumbang yang hendak menghisap sari-sari yang dimilikinya.
  49. Janganlah jadi anak muda yang bermentalkan tempe, yang sekilas terlihat kokoh namun dengan mudahnya menjadi lembek ketika ditempa.
  50. Jika Anda cemburu dan cemburu, itu bisa menghilangkan manfaat batin Anda, seperti api yang membakar kayu.
  51. Jilbab seperti bungkus plastik. Barang yang dibungkus plastik bisa lebih dirawat. Tidak hanya tangan mana pun yang bisa menyentuhnya. Jadi lebih mahal.
  52. Kebohongan ibarat memakan anggur merah. Tidak akan cukup jika hanya satu buah, pasti akan diikuti oleh, maka akan diikuti oleh kebohongan-kebohong yang lainnya.
  53. Kebohongan itu seperti makan cokelat. Satu buah tidak akan cukup, diikuti oleh kebohongan lainnya.
  54. Kecantikan wajah bagaikan bunga yang segar. Rusak apabila tidak dijaga, semakin mekar apabila dirawat. Namun pada akhirnya semua perawatan tidak akan dapat menghindarkan bunga dari kelayuan.
  55. Kecantikan wanita itu layaknya seorang bidadari yang benar-benar meneduhkan hati.
  56. Kecemburuan dan kecemburuan dapat menghancurkan kebaikan keberadaan seseorang dan api yang membakar kayu.
  57. Kedua orang tua kita digambarkan seperti seorang pelukis yang berperan untuk mewarnai kertas putih yang tidak lain yaitu anaknya sendiri. Bagaimana caranya seorang anak akan menjadi orang yang berhasilitu tinggal tergantung dari orang tuanya.
  58. Kegagalan ibarat sebuah batu besar untuk kita lewati yang dengannya kita akan mampu melompat lebih tinggi dari saat sebelum kita menemui batu tersebut.
  59. Kehidupan rumah tangga tak semudah yang dibayangkan, bagaikan bahtera di lautan yang luas. 
  60. Keirian dan dengki tetangga sebelah seperti api yang mebakar kayu bakar.
  61. Kekayaan ibarat air laut. Jika dibendung disatu tempat lama lama tumpah. Jika diminum semakin menghauskan. Tetapi jika dibagikan dalam kotak kotak dan dijemur maka akan menghasilkan garam.
  62. Kelasku bagaikan pasar yang setiap hari di penuhi oleh keributan dan tidak ada aturan.
  63. Kemarahan bagaikan api. Semakin disulut, maka akan semakin besar. Oleh sebab itu, jangan di siram dengan minyak mendidih tetapi siramlah dengan air yang menyejukkan.
  64. Kepalaku terasa sangat pusing seperti ada puluhan benda angkasa yang berputar-putar di sekelilingku.
  65. Ketika aku mendengar Pak Rudi berbicara, rasanya mirip menggingit cabai rawit yang rasanya pedas tak karuan.
  66. Ketika aku mendengarmu bernyanyi, dunia ini bagaikan terjadi hujan piring.
  67. Ketika lelaki itu dimarahi oleh istrinya, keberaniannya segera menyusut, seperti kue yang ditaburi air.
  68. Ketika saya mendengar Anda bernyanyi, dunia seperti hujan ringan.
  69. Ketika saya mendengar pidato Tuan Rudy, rasanya seperti lada berderit, yang rasanya agak pedas.
  70. Kita hidup di dunia layaknya seorang musafir yang tengah singgah di suatu desa untuk mengisi bekal. Waktu dan kesempatan kita tidaklah lama, sedang perjalanan masih begitu jauh dan melelahkan. Bila kita tidak bisa memanfaatkan waktu dan kesempatan tersebut dengan sebaik-baiknya, maka kita akan menderita di perjalanan selanjutnya.
  71. Kitab suci adalah rambu lalu lintas manusia . Selama kita patuh akan rambu itu maka kita akan selamat sampai tujuan.
  72. Kuah sup masakanmu ini rasanya seperti air di lautan.
  73. Kuku-kukunya begitu tak terurus dan tajam seperti kuku macan.
  74. Lelaki itu seperti si buta dari gua hantu, meski dalam keterbatasan namun ia tetap beraktivitas layaknya manusia yang bisa melihat.
  75. Lidah manusia bagaikan sebuah pedang yang sangat tajam, maka bijaklah dalam menggunakannya.
  76. Manjalani kehidupan rumah tangga itu seperti sedang mengarungi samudera dengan sebuah bahtera. Kita akan melihat indahnya pemandangan alam yang mempesona, namun tak jarang pula hantaman ombak dan badai menerpa yang dapat mengguncang dahsyat bahtera.
  77. Masakan yang kau buat itu memiliki kuah dengan rasa mirip dengan air laut.
  78. Melakukan kehidupan dalam rumah tangga bagaikan berlayar di lautan yang luas dengan menggunakan perahu karet.
  79. Memberi saran padamu ibarat berbicara dengan tembok yang sama sekali tak punya telinga dan tak bisa mendengar.
  80. Memberitahu Anda seperti berbicara di dinding yang tidak memiliki telinga dan tidak terdengar.
  81. Memegang komitmen dan prinsip bagaikan menggenggam bara api yang sedang menyala.
  82. Memegang tanganmu seperti menyentuh kain sutra yang begitu lembut.
  83. Meminum segelas air putih bagi manusia bagaikan mengisi bahan bakar mesin kendaraan yang jika tak diisi dengan bahan bakar maka mesin tersebut tak akan mampu beroperasi.
  84. Menasehati dirimu bagaikan berbicara di hadapan tembok yang sama sekali tak bisa mendengar.
  85. Mencari seseorang yang berkepribadian jujur kini bagaikan mencari jarum dalam tumpukan jerami.
  86. Mencintai seseorang itu ibarat sedang menggenggam pasir. Tidak digenggam akan hilang, tapi jika digenggam terlalu erat malah keluar dari celah jari.
  87. Mendedikasikan anak-anak kepada kedua orang tua adalah aset yang sangat berharga dan berharga.
  88. Mendedikasikan anak-anak kepada orang tua adalah aset yang sangat berharga.
  89. Mendengar Pak Arman berbicara seperti menggingit cabai rawit, kata-katanya sangat pedas.
  90. Mendengarkan suara Anda seperti berada di pabrik yang penuh dengan mesin daur ulang.
  91. Mendengarmu bernyayi bagaikan berada di dalam pabrik berisi mesin daur ulang.
  92. Menginap di daerah pegunungan bagaikan tinggal semalam di dalam lemari es.
  93. Menikah itu seperti mengarungi bahtera rapuh di tengah lautan yang penuh akan riak ombak dan hal menegangkan lainnya. Jika kita tak berhati-hari, bisa salah arah dan tak tahu jalan pulang. Ataupun, kurang tangguh, kapal bisa saja hancur lebih diterjang ombak ganas di laut. Menguatkan kapal dan memperbaharui kualitas nahkoda agar jalan terbaik dapat bertahan.
  94. Menjadi seorang ayah adalah mengambil peranan yang bertugas memikul beban berat di atas punggungnya.
  95. Menjalani hidup bagaikan meniti sebuah perjalanan panjang yang kadang lurus dan tak jarang pula berkelok-kelok.
  96. Menjalani hubungan di kehidupan berumah tangga seperti menjalani sebuah bahtera di lautan yang sangat luas. Terkadang, kita akan menyaksikan keindahan panorma lautan yang sangat mempesona, tapi tak jarang pula hantaman ombak dan badai menerpa serta membuat guncangan dahsyat ke tubuh kita.
  97. Menyarankan diri Anda seperti berbicara di depan tembok, Anda tidak dapat mendengarnya sama sekali.
  98. Mereka akan segera mendayung bahtera rumah tangga mereka. Para suami harus bisa menjadi sebagai nahkoda yang pandai mempertahankan dan para istri harus bisa menjadi juru mudi. Perjalanan pun tidak akan mudah di tengah laut pasti akan berhadapan dengan ombak.
  99. Mereka yang memberi jalan Allah seperti menanam benih di tanah subur. Benih ini akan tumbuh menjadi 7 cabang yang kuat. Staf akan memanen lebih dari 100 biji dari setiap cabang tepat waktu.
  100. Mulut kita diibaratkan seperti jalan hidup, jika tutur kata yang keluar adalah kebaikan akan membuat banyak orang yang mendekat. Tetapi bila tutur kata yang keluar adalah sebuah kejelekan maka bukan cuma akan ditinggalkan orang, tapi cibiran dan cacianlah yang akan datang.
  101. Mulut manusia ibarat pisau bermata dua, bisa digunakan untuk menghujat orang dan membunuh diri sendiri.
  102. Nana dan Nina seperti deretan angka satu dan nol, Nana bertubuh kurus dan Nina berbadan gempal.
  103. Negara Indonesia itu layaknya sebuah tanah impian, ada banyak sumber daya dan kekayaan alami yang berlimpah di penjuru negeri.
  104. Nyalinya ciut seketika bagaikan kerupuk yang disiram kaldu ketika istrinya marah-marah padanya.
  105. Orang tua adalah pelukis yang mau melukis kertas putih untuk anak-anak mereka. Apakah seorang anak ingin menjadi seseorang sangat tergantung pada orang tuanya.
  106. Orang yang beriman akan hidup bagaikan lebah. Dia hanya makan, makanan yang baik dan minum, minuman yang baik. Pergi ke tempat-tempat yang baik dan akan menghasilkan sesuatu yang baik (madu).
  107. Otak dan pikiran manusia itu bagaikan mata pisau. Jika diasah akan semakin tajam, tapi jika dibiarkan akan menjadi tumpul.
  108. Pantas tidak enak, kuah sayur ini seperti rasanya air di dalam lautan.
  109. Perasaan dari seorang perempuan memang sangatlah rentan, bagaikan kaca yang tipis.
  110. Perasaan manusia itu seperti permen, ada banyak rasa yang tersedia, bisa manis, pahit, asam, dan sebagainya.
  111. Perasaan wanita sangatlah rapuh, bagaikan jendela kaca yang tipis.
  112. Perilaku para koruptor hampir sama dengan tikus-tikus yang sangat suka berkeliaran di lumbung padi. Ia makan padi itu sepuasnya.
  113. Perjalanan Adam melalui kehidupan seperti sungai yang mengalir. Mengalir ke hulu, melalui lembah, di sepanjang tebing, sungai, dan berhenti sampai bertemu dengan laut.
  114. Perjalanan hidup ini seperti sungai yang mengalir menyusuri sebuah tebing dan bebatuan, tetapi sangat sulit untuk menebak kedalamannya. Namun rela menerima segala kotoran dan sampah, yang pada akhirnya berhenti ketika sudah bertemu dengan sebuah lautan.
  115. Perpisahan adalah upacara menyambut hari-hari penuh rindu.
  116. Persahabatan bagai kepompong ,mengubah ulat menjadi kupu – kupu sehingga hal yang tak mudah berubah jadi indah .
  117. Planet Bumi ini layaknya rumah yang harus kita rawat, jika tidak akan menimbulkan kerusakan besar.
  118. Pria itu pandai sekali berbohong bak seorang aktor drama profesional.
  119. Rasula mengatakan gambar orang percaya itu seperti seekor lebah. Itu tidak akan makan kecuali itu baik, tidak akan menghasilkan kecuali itu baik, dan tidak akan rusak jika ditempatkan di tempat yang tepat.
  120. Rasulullah bersabda, perumpaan seorang mukmin adalah seperti lebah. Ia tidak makan kecuali yang baik, tidak menghasilkan kecuali yang baik, dan bila berada pada suatu tempat tidak merusak.
  121. Sains itu ringan. Menerangi kegelapan juga membantu manusia memenuhi kewajibannya. Dengan cahaya, manusia bisa memahami dunia. Tanpa cahaya, orang akan jatuh ke dalam gua
  122. Saus hidangan yang Anda buat ini mirip dengan air laut.
  123. Segala kenikmatan di dunia ini bagaikan fatamorgana yang semu.
  124. Seindah apa pun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? Dapatkan ia dimengerti jika tak ada spasi? Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan saling menyayang bila ada ruang?
  125. Semua kenikmatan di dunia ini ibarat ilusi yang sama sekali tidak ada atau semu.
  126. Semua kesenangan di dunia ini seperti amarah palsu.
  127. Seorang anak bayi itu bagaikan kertas putih yang masih kosong. Ia belum mengetahui apa-apa, dan orang tuanya lah yang menentukan seperti apa anak itu nantinya.
  128. Seorang anak kepada orang tuanya bagaikan tunas baru bagi inangnya, suatu ketika ia akan menggantikan posisi inangnya sebagai pohon yang kokoh dan kuat menantang badai.
  129. Seseorang yang bersedekah di jalan Alloh itu laksana menanam sebuah biji pada lahan subur. Biji tersebut bakal tumbuh menjadi pohon dengan 7 cabang kokoh. Dari setiap cabang, orang tersebut akan memanen lebih dari 100 biji pada waktunya.
  130. Sholat ibarat sungai bersih yang mengalir. Orang yang mandi didalamnya akan bersih dari kotoran yang menempel.
  131. Sifat iri dan dengki dapat menghilangkan kebaikan yang ada pada seseorang sama halnya seperti api yang membakar kayu bakar.
  132. Suaramu bagaikan petir ketika berteriak.
  133. Sup Anda rasanya seperti air di lautan.
  134. Tadi siang dia memasak sup ayam, rasa kuah sup masakannya seperti air di lautan.
  135. Tak disangka, diam-diam dia telah membohongiku, tingkahnya seperti pemain drama.
  136. Tampangnya seperti preman, namun nyalinya ciut bagai krupuk disiram kuah.
  137. Tanganmu halus bagaikan memegang kain sutra.
  138. Tubuh kita ibarat sebuah mesin kendaraan yang jika tak pernah dijalankan akan rusak dengan sendirinya, begitupula dengan tubuh kita apabila jarang beraktivitas maka akan banyak penyakit yang menjangkiti tubuh.
  139. Wajah yang tampan dan cantik ibaratkan bunga . indah mekar membuat semua yang melihatnya suka, saat layu semua akan pergi .
  140. Waktu ibarat pedang yang tajam. Apabila seseorang menggunakannya dengan benar dan teliti, maka ia akan sangat berguna. Namun, jika digunakan oleh seseorang yang ceroboh, ia akan menyebabkan bencana.
  141. Wanita itu berbicara bagaikan cabai rawit, sangat pedas dan menyakitkan.
  142. Wanita merasa rapuh, seperti kaca tipis.
  143. Zaman globalisasi sekarang ini, mencari orang yang jujur dalam melakukan suatu hal bagaikan mencari sebuah jarum di tengah gundukan jerami.